Serang, tirasbanten.id – Diselenggarakan di Kampung Ambon di Desa Margaluyu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, terlihat lebih ramai dari biasanya. Bukan karena hajatan atau pasar dadakan. Tetapi karena sesuatu yang jauh lebih penting: kesehatan anak-anak.
Serang Sehat, sebuah program yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Kolaboratif antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Tematik dan Praktik Profesi Lapangan (PPL) dari UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, kader Posyandu, serta tenaga kesehatan dari Puskesmas Kesemen resmi memasuki babak final.
Dengan semangat gotong royong, kegiatan dimulai sejak pukul 08.30 WIB. Para kader lokal, yaitu ibu-ibu Posyandu yang sudah sangat akrab dengan dinamika kesehatan anak di wilayah ini, memimpin jalannya pengukuran tinggi badan, berat badan, dan LILA (Lingkar Lengan Atas).
Sementara kegiatan berlangsung, dua bidan dari Puskesmas Kesemen—Bu Reni dan Bu Emah—turut hadir dan berperan penting dalam memastikan bahwa seluruh proses pengukuran dilakukan sesuai prosedur medis yang benar. Mereka didampingi oleh Bu Fatimah, salah satu kader senior dari Kampung Ambon yang selama ini aktif dalam kegiatan Posyandu.
Sementara itu, Mahasiswa kelompok 7 KUKERTA dan PPL UIN SMH Banten bertugas melakukan pencatatan hasil pengukuran tinggi badan, berat badan, dan Lingkar Lengan Atas (LILA).
Mereka juga membantu menjaga alur antrian, memberikan pendampingan kepada anak-anak dan orang tua, serta memastikan proses berjalan tertib dan ramah anak. Setelah proses antropometri selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukasi kesehatan yang berfokus pada:
• Pencegahan stunting sejak dini
• Pentingnya asupan gizi seimbang
• Pola makan sehat untuk anak-anak balita
Ketua Kukerta tematik Kelompok 07, M Ripa’i Apriansyah mengatakan Tujuan kukerta ini adalah sebagai bentuk pengabdian sebagai mahasiswa dan mengamalkan tri dharma perguruan tinggi.
“Dalam kegiatan hal ini adalah untuk mencegah stunting yang berfungsi untuk memastikan anak-anak tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun kognitif, serta memiliki kesehatan yang baik di masa depan”. Ungkapnya.
Dalam kegiatan mahasiswa ini disambut antusias oleh para ibu. Banyak dari mereka yang aktif bertanya, menceritakan pengalaman sehari-hari dalam mengasuh anak, hingga berdiskusi langsung mengenai menu makanan yang biasa dikonsumsi keluarga. Kegiatan ini menjadi ruang berbagi sekaligus memperkuat kesadaran bersama tentang pentingnya pengasuhan berbasis gizi.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap lebih dari 40 anak, ditemukan bahwa:
• Sekitar 30% anak menunjukkan gejala stunting ringan hingga sedang
*Rentang usia paling rentan adalah 2–12 bulan
• Tinggi badan beberapa anak berada di bawah standar pertumbuhan menurut grafik
WHO Sebagai langkah lanjut, mahasiswa KUKERTA Tematik 07 melakukan plotting data pertumbuhan menggunakan grafik standar WHO, guna memetakan kondisi status gizi anak-anak secara visual dan akurat.
“Program Serang Sehat ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor mampu menghadirkan dampak nyata. Tak hanya sebagai ajang praktik mahasiswa atau rutinitas kader, tetapi juga momen lahirnya kesadaran kolektif tentang pentingnya deteksi dini stunting demi masa depan anak-anak Indonesia” ujar Mahasiswa semester 7 dari prodi PMI UIN Banten tersebut. (Jee/Red)