Pandeglang, tirasbanten.id – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini, tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr. Trisna Sonjaya, M.Pd dari STIA Banten, menyelenggarakan kegiatan workshop dan pendampingan Unplugged Coding bagi guru TK/PAUD di TK Kartika XIX-38 Pandeglang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menerapkan pembelajaran mendalam (deep learning) melalui metode coding tanpa menggunakan perangkat komputer.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah, terungkap bahwa para guru sebelumnya masih perlu memahami konsep deep learning dan unplugged coding secara lebih mendalam. Kurikulum Merdeka yang menjadi acuan sekolah juga belum sepenuhnya mengakomodasi kedua pendekatan tersebut. Padahal, unplugged coding memiliki potensi besar untuk melatih kemampuan pemecahan masalah (problem solving) dan berpikir logis pada anak sejak dini.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membekali guru dengan kompetensi yang diperlukan untuk menerapkan pembelajaran yang lebih interaktif dan bermakna,” ujar Dr. Trisna Sonjaya.
Kegiatan yang diikuti oleh sejumlah guru ini difokuskan pada dua solusi utama, yaitu pelaksanaan workshop deep learning dan pendampingan langsung penerapan unplugged coding di dalam kelas. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan, guru dapat menyusun materi ajar yang lebih sistematis dan kreatif, serta mampu memandu siswa dalam kegiatan bernalar sederhana.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat.

Dokumentasi kegiatan menunjukkan antusiasme tinggi dari para peserta. Mereka terlibat aktif dalam sesi praktik dan simulasi mengajar menggunakan media non-digital untuk mengenalkan konsep algoritma dan logika kepada anak didik.
Dengan adanya program ini, diharapkan terjadi peningkatan berkelanjutan dalam kompetensi pedagogik guru serta kualitas pembelajaran di TK Kartika XIX-38 Pandeglang, sekaligus menjadi percontohan bagi satuan pendidikan anak usia dini lainnya di Banten. (Jee/Red)
