Pandeglang, tirasbanten.id Dalam rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80, Kyai Embay Mulya Syarief, Ketua Umum PB Mathla’ul Anwar sekaligus tokoh masyarakat Banten, menghadiri sekaligus membuka acara Sarasehan “Orang Gunung Ngomongin Gunung di Gunung”. Kegiatan ini digelar di Kampung Kadu Hejo, Desa Sukaraja, Kecamatan Pulosari, Pandeglang, pada Ahad (10/8).
Kadu Hejo terletak di kaki Gunung Aseupan, yang berperan penting sebagai penyedia air bersih bagi masyarakat dan industri di sekitarnya, termasuk Cilegon.
Dalam sambutannya, Kyai Embay menegaskan bahwa gunung ibarat “tangki air raksasa” yang menyimpan oksigen dan air, dua elemen vital bagi kehidupan.
“Manusia tanpa emas tidak akan mati, tapi tanpa air pasti mati. Menjaga gunung dan hutan sama artinya menjaga kehidupan,” tegasnya.
Beliau mengajak masyarakat untuk memahami proses alami gunung dalam menyimpan air serta pentingnya pelestarian alam. “Jika kita mengejar akhirat, dunia akan ikut. Menjaga gunung berarti menjaga masa depan generasi mendatang,” tambahnya.
Sarasehan ini juga menjadi momentum untuk bersyukur atas kemerdekaan Indonesia sekaligus memperkuat komitmen melestarikan Gunung Akarsari, yang meliputi Gunung Karang, Aseupan, dan Pulosari, dari kerusakan.
Di akhir sambutan, Kyai Embay mengajak semua pihak turut serta menjaga alam: “Mari kita jaga anugerah ini bersama. Gunung, hutan, dan air adalah titipan Allah yang harus kita rawat,” tutupnya. (Jee/Red)