Pandeglang, tirasbanten.id – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (BEM STIA) Banten menyoroti isu dugaan tindak kekerasan terhadap perempuan serta penyalahgunaan data pribadi untuk pinjaman online yang diduga dilakukan oleh seorang oknum anggota DPRD Pandeglang.
Kasus ini mencuat ke publik setelah korban—yang mengaku sebagai mantan kekasih pelaku—membeberkan pengalaman pahitnya melalui unggahan di akun Instagram @meysinputi pada 25 Maret 2025. Dalam unggahan tersebut, korban menyatakan bahwa ia mengalami kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh Rifqi Rafsanjani. Selain itu, korban juga mengungkapkan bahwa data pribadinya digunakan tanpa izin untuk mengajukan pinjaman online.
“Luka seorang perempuan, kekerasan fisik yang tak termaafkan, seharusnya tak pernah terjadi kepada siapapun. Sebagaimana tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, salah satunya adalah ‘melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia’. Artinya, seluruh komponen bangsa harus dilindungi, termasuk dari tindakan kekerasan,” tegasnya.
Sebagai bentuk solidaritas, Farah Irodatilah, Ketua BEM STIA Banten, mengajak publik untuk mengawal kasus ini hingga proses hukum selesai.
“Bukan sekali dua kali perempuan menjadi korban kekerasan. Pola yang terus berulang ini harus dipatahkan! Kasus kekerasan berulang di Pandeglang dan Banten adalah bukti nyata kegagalan sistem perlindungan terhadap perempuan. Kita terus disuguhi berita serupa, seolah pemerintah daerah tak berdaya. Padahal, seharusnya mereka lebih memperhatikan kondisi perempuan sebagai kelompok rentan,” ujarnya.
Farah menegaskan bahwa kasus ini bukan sekadar persoalan pribadi, melainkan menyangkut isu kekerasan terhadap perempuan, penyalahgunaan data pribadi, dan tanggung jawab moril sebagai pejabat publik. Ia mendesak aparat penegak hukum menangani perkara ini secara serius dan memastikan oknum tersebut tidak lolos dari jeratan hukum.
“Kami tidak akan tinggal diam. Jika dalam waktu dekat tidak ada perkembangan dalam penyelidikan, kami akan turun ke jalan menyuarakan kebenaran. Perempuan akan melawan! Apalagi pelakunya dari kalangan pejabat publik yang mengaku ‘wakil rakyat’, tapi faktanya malah menyusahkan rakyat!” tegasnya.
“Terus tuntut keadilan! Kecam segala bentuk kekerasan terhadap perempuan! Jangan biarkan relasi kuasa terus merajalela!” pungkasnya. (Jee/Red)